hayoooo kapan terakhir kamu main lompat karet???
yup lompat karet,, permainan yang terbilang sangat popular sekitar tahun 70-an sampai 80-90an. Sederhana tapi bermanfaat. Tali yang digunakan terbuat dari jalinan karet gelang yang banyak terdapat di sekitar kita. Cara bermainnya paling tidak bertiga atau bahkan berkelompok. Tali direntangkan dengan ketinggian bergradasi, dari paling rendah hingga paling tinggi. Yang pandai melompat tinggi, dialah yang keluar sebagai pemenang. Sementara yang kalah memegang kedua ujung tapi untuk dilompati teman lainnya. Selain melatih fisik mainan ini juga bisa membuat kita mahir melompat tinggi.
zaman dulu gak bisa dibilang gaul kalo gak bisa main karet hehehe...
minggu lalu gw barsama anak2 1001buku main karet,, agak menjadoel dan flash back ke zaman SD dulu and you know what main karet masiiih bikin seruu dan fun (seriusly,,) jadi kebayang dulu kecil yang kerjaannya main-main, lepas, gak punya pikiran, pokoknya di otaknya main aja hehehe... yang kita mainkan kemarin peraturan baku main karet beberapa masih ingat tapi bener itu menyenangkan banget,FYI kita main karet sebagai sosialisasi permainan tradisional di OTBA desember nanti. tapi kalo ada yang main karet lagi ayooo....
Ternyata bermain lompat tali karet mempunyai banyak manfaat untuk anak – anak, diantaranya adalah :
1. Motorik kasar
Main lompat tali merupakan suatu kegiatan yang baik bagi tubuh. Secara fisik anak jadi lebih terampil, karena bisa belajar cara dan teknik melompat yang dalam permainan ini memang memerlukan keterampilan sendiri. Lama- lama, bila sering dilakukan, anak dapat tumbuh menjadi cekatan, tangkas dan dinamis. Otot-ototnya pun padat dan berisi, kuat serta terlatih. Selain melatih fisik, mainan ini juga bisa membuat anak – anak mahir melompat tinggi dan mengembangkan kecerdasan kinestetik anak. Lompat tali juga dapat membantu mengurangi obesitas pada anak.
2. Emosi
Untuk melakukan suatu lompatan dengan ketinggian tertentu dibutuhkan keberanian dari anak. Berarti, secara emosi ia dituntut untuk membuat suatu keputusan besar, mau melakukan tindakan melompat atau tidak. Dan juga saat bermain, anak – anak akan melepaskan emosinya. Mereka berteriak, tertawa dan bergerak.
3. Ketelitian dan Akurasi
Anak juga belajar melihat suatu ketepatan dan ketelitian. Misalnya, bagaimana ketika tali diayunkan, ia dapat melompat sedemikian rupa sehingga tidak sampai terjerat tali dengan berusaha mengikuti ritme ayunan. Semakin cepat gerak ayunan tali, semakin cepat ia harus melompat.
4. Sosialisasi
Untuk bermain tali secara berkelompok, anak membutuhkan teman yang berarti memberi kesempatannya untuk bersosialisasi sehingga ia terbiasa dan nyaman dalam kelompok. Ia dapat belajar berempati, bergiliran, menaati aturan dan yang lainnya.
5. Intelektual
Saat melakukan lompatan, terkadang anak perlu berhitung secara matematis agar lompatannya sesuai dengan jumlah yang telah ditentukan dalam aturan permainan. Umpamanya, anak harus melakukan lima kali lompatan saat tali diayunkan, bila lebih atau kurang ia harus gantian menjadi pemegang tali. Anak juga secara tidak langsung belajar dengan cara melihat dari teman – temannya agar bisa mahir dalam melakukan permainan tersebut.
6. Moral
Dalam permainan tradisional mengenal konsep menang atau kalah. Namun, menang atau kalah tidak menjadikan para pemainnya bertengkar, mereka belajar untuk bersikap sportif dalam setiap permainan. Dan juga tidak ada yang unggul, karena setiap orang punya kelebihan masing – masing untuk setiap permainan, hal tersebut meminimalisir ego di diri anak – anak.
Sumber: http://bayumuhammad.blogspot.com/2010/03/berbagai-macam-manfaat-dari-permainan.html