b.i.o.s.k.o.p


heeyyyuuu
bagaimana long weekendnya menyenangkan kah??
Btw akhirnya gue nonton juga film 'Nagabonar jadi 2' cukup menghibur dan bikin puas ketawa. Plus banyak pesan moral yang berikan. Salut juga mantan pencopet bisa kuliahin anak sampai S2 di Inggris hehe..
Dan gue kayaknya belum pernah nonton film Nagabonar yang pertama kali muncul tahun 80'an, jadinya malah penasarannya gt film dulunya seperti apa

Ngomongin bioskop buat kamu yang di Jakarta ada yang sudah nonton di blitzmegaplex, (walaupun di bandung sudah duluan ada)? kalo di Jakarta Itu loh di daerah Grand Indonesia Jl.MH.Thamrin yang kabarnya siih merupakan bioskop terbesar di Indonesia.
Kalo gue belum pernah beberapa kali kepikiran pergi ke sana selalu gak jadi, kemarin sebenarnya mau nonton disana tapi karena harus ke optik ngurusin lensa jadi ya sekalian nonton di 21 yang ada aja.

Balik ke bioskop, karena film yang beredar ke Indonesia serta produksi film dalam negeri kembali maju pastinya peran bioskop penting banget. bioskop sekarang jelas doonk fasilitasnya jaaauuuh berbeda sama bioskop jaman dulu, 21 aja untuk kalangan atas berubah romawi jadi XXI. Bioskop jaman dulu beberapa masih beroperasi tapi kebanyakan film yang diputar film India atau bahkan ‘film panas’ dan yang masih memutarkan atau film yang diputar up-date hanya beberapa contoh di Megaria.

Kabar yang baru banget 'heboh' bioskop Megaria atau yang jaman bapak-ibu suka nonton berduaan di bilang Metropole ini.. bakalan di jual sama pemiliknya, dan harus di ketahui juga bangunan bioskop tersebut merupakan bangunan peninggalan yang bisa dijadikan sebagai bagian dari sejarah atau termasuk cagar budaya, Rencana penjualan gedung bioskop tertua itu disayangkan juga oleh Komunitas Pecinta Sejarah Historia.. Ingat megaria dulu kalo gue sama anak milis catatan malam ada acara ke Prambors kita kumpul dulu di Megaria..



[www.kabarindonesia.com]

Warga Jakarta yang senang ke bioskop di tahun 1950-an sampai awal 1980-an, pasti mengenal nama Bioskop Megaria. Gedung tempat pementasan film yang terletak di perempatan antara Jalan Cikini Raya, Jalan Diponegoro, dan Jalan Pegangsaan Timur, Jakarta Pusat, memang merupakan salah satu bioskop yang telah berusia cukup tua di Jakarta.

Bioskop yang pernah juga dinamakan Metropole itu bahkan sempat menjadi salah satu bioskop terbaik di tahun 1960-an sampai 1970-an. Pencinta film berbondong-bondong antre untuk membeli tiket dan menonton film di Bioskop Megaria. Namun cerita manis itu, kini tinggal kenangan. Saat ini justru terdengar, gedung dan tanah bioskop itu sedang ditawarkan untuk dijual.

Penawaran penjualan gedung bioskop itu dapat dilihat antara lain di http://indonesiarealestates.com. Di situ antara lain disebutkan, dijual bangunan eks bioskop Metropole (Megaria) yang mempunyai luas 11.623 meter persegi. Harga yang ditawarkan adalah Rp. 15 juta/m2.

Dijelaskan pula, bahwa saat ini sudah ada calon pembeli yang menawar dengan harga Rp. 11 juta/m2. Namun tampaknya penawaran itu belum dianggap cocok oleh penjualnya. Dia mengatakan, "Kalau ada yang menawar di atas Rp. 11 juta atau minimal Rp. 13 juta/m2 akan dilepas. Yang berminat bayar DP 50 persen, pelunasan dalam waktu 5 bulan, karena lantai 2 masih dikontrak orang (minta waktu 5 bulan untuk pengosongan)," tulis penawaran itu.

Informasi itu cukup mengagetkan para pencinta arsitektur dan bangunan kuno serta sejarah Jakarta. Arsitektur gedung bioskop itu memang cukup unik dengan adanya menara kecil di bagian depannya. Selain itu, bioskop tersebut mungkin tinggal satu-satunya bioskop tua dan bersejarah di Jakarta, sementara yang lainnya sudah diruntuhkan dan diubah menjadi bangunan lain.

Belum ada data yang pasti, namun menurut informasi bioskop itu telah ada sejak 1949. Peresmian bioskop itu sendiri masih belum begitu jelas, namun dikabarkan bahwa yang meresmikannya adalah Wakil Presiden Mohammad Hatta. Rumah Hatta di Jalan Diponegoro, memang tak terlalu jauh dari gedung bioskop itu.

Bagaimanakah nasib bioskop itu selanjutnya? Kita tunggu saja. Mudah-mudahan ada orang kaya pencinta arsitektur dan sejarah kota, yang mau membeli bioskop itu, kemudian merenovasinya ke bentuk aslinya. Selain dapat tetap dijadikan bioskop, dapat pula dijadikan museum kecil mengenai perfilman dan per-bioskop-an di Tanah Air.

kamu punya cerita juga niih soal bioskop Megaria??
atau beberapa sering kamu nonton film di bioskop?
dan di bioskop mana?



8 comments:

Anonymous said...

dezz aku baru nyadar XXI angka romawi 21 hehe,
kalo sering ke bioskop tergantung film dan duit juga. paling sering di XXI PIM

-rya-

Unknown said...

Na juga penasaran tuh Dezz ma blitzmegaplex! tapi katanya kursinya ga senyaman 21, cuman layar n soundnya sih jauh lebih asik di blitz ini. kapan2 kesana yukz! :D

megaria? Na blom pernah nonton disana.. hehe =9

Anonymous said...

Ola dezz.. thx ya da mampir ke blog aq..
ngomongin film nagabonar 2 emang bagus, lucu, mendidik.gw sich suka ya semua film yg dibikin sama deddy mizwar. klw film nagabonar yg pertama waktu deddy masih muda gw sich sempet nonton di tv waktu masih kecil. sampe sekarang sich masih rada inget :p

blitzmegaplex emangnya uda jadi en bs nonton yg dijakarta? bukannya lom jadi? klw gw sendiri sich biasanya nonton di lapiazza Gading. En biasanya nontonnya tiap sabtu. murah pake bca card Rp. 25.000 berdua heh..Yang lebih enak banget sich nonton di premier ex.. nyaman banget tempatnya. Ngomongin 21 yang paling ga enak sich menurut gw djakarta Theater. dl sich sebelom di renov tempat duduk nya enak banget. sekarang sich super duper ga enak en sempit. Beda dengan XXI laennya..

dezz said...

Rya= kemana aja jeng baru ngeh hehe...

kana= yuk boleh kapan2 kita ke blitz bareng.. ngerasiin gimana suasananya

Aurel= blitz udah buka kok... Djakarta teater oke tuh tempatnya luas, gue nonton disitu kalo pas lagi dpt undangan premier film, planet hollywood dan Ex juga lumayan cozy,,

Rofiul Hadi said...

hohoho.. baru aja long wiken kmrn gw nonton di blitzmegaplex bandung.. hemm keren bgt tempatnya.. tapi bkn nonton Nagabonar melainkan The Holiday.

Seminggu yg lalu temen gw ntn di blitz jkt, katanya mahal bgt, tiketnay 40 ribu... sedangkan di Bdg, hari libur aja cuam 25 ribu, nomat 15 ribu..

manler said...

Inget jaman dulu bioskop msh bangku lipet.. udah gitu pala pegel banget krn sandarannya ga ampe pala cuman ampe bahu doang...

*memori dari tetangga sebelah*

Juminten said...

Waaaaaaaaaaa.... saia belom pernah nonton di Megaria. Padahal suka nonton jg! Tp udah lama "cuti" dr nomat! :(

Dan saia jg belum sempat2 nonton "Nagabonar Jadi 2"! Huhuhu... Hikz...

Anonymous said...

weeeeewww....
megaria itu setau Qw bioskop MisBaR bUkan sh?1 :-)
alias gerimis bubaaaaRrr..
hehe..
klo gw dulu sering bngt madoL alias bolos di 21 nya Pasar slipi.. maklum selain harganya murah (cuma GoCeng) trus yang pke seragam blh masukkk ...
eh guys..
dh Nntn TwiLight Lumm?
aduuuuuwh..
itu pelem paling romantisss yang pernah gw tontonn.
gw mpe ngeeeceeesss :-)

Post a Comment