:: My WorLd ::

Hari-hari belakangan gue sangat disebalkan dengan HP yang tiba-tiba suka mati gak jelas, selidik ternyata baterainya bermasalah kemarin sempat nanya ke NPC waah kalo mau ganti musti ngumpulin uang dulu huhuhu…
Dan setelah lama tidak menghubungi Yudha,, tiba-tiba kok jadi musti telpon Hp’nya. Akhirnya kamis siang lalu gue telpon, tapi kok gak aktif jarang-jarang juga. Coba lagi sore masih sama hmm… mencurigakan. Akhirnya malam gue coba lagi.. dan nyambung. Ternyata HP Yudha baru hilang pas dia datang ke acara Dj Tiesto minggu lalu, wah turut sediih.. untungnya dia masih no yang sama. Ini kejadian kedua setelah Hp imam juga hilang lagi-lagi disaat nonton acara musik… pastinya kehilangan Hp juga ngerasa kehilangan SEMUA data no telepon, MP3, foto, ikutan hilang… hati-hati deh!!

Gue juga baru aja baca artikel Handphone dari majalah Hidayah isinya seperti ini:
----------------------------------------------------------------------------------
HP membantu kita bisa berkomunikasi dengan siapa saja dimanapun kita berada. Tapi hP juga bisa bikin pusing sebuah pesantren. Pengasuh pondok bercerita betapa susahnya mengatur penggunaan HP di pondoknya. Pada awalnya pengasuh pondok memperbolehkan para santri membawa HP untuk menunjang komunikasi mereka dengan keluarganya. Maklum, pondok ini santrinya hanya diperbolehkan izin pulang sebulan sekali.
Penggunaan HP dibatasi hanya diluar kegiatan resmi pondok, tapi ternyata kehadiran HP jadi masalah. Para santri menggunakan HP bukan hanya untuk komunikasi dengan keluarga tapi juga dengan orang lain terutama pacar. Setiap saat selalu ada HP yang berdering. Maklum kebanyakan santri terbilang besar jumlahnya dan datang dari menengah atas, sehingga bisa dipastikan semuanya membawa Hp.
Pihak pondok khawatir, Hp justru membawa hal buruk. Bukan hanya karena komunikasi dengan pacar tetapi karena waktu belajar santri justru lebih banyak diisi dengan sms’an. Maka dibuatlah peraturan baru, semua HP harus dititpkan kepada ustadz atau ustazah yang menjadi kepala asrama.
Setiap asrama dihuni lebih dari 100 santri yang dikepalai satu orang ustadz atau ustazah. Kepala-kepala asrama inilah yang kebagian tugas tambahan memegang HP santri, yang lebih seratus Hp. Bayangkan, bagaimana repotnya jika ada telepon serta sms masuk saat bersamaan. Dan yang lebih merepotkan banyak HP yang disertai password. Sehingga ketika ustadz atau ustazah hendak memeriksa is isms mereka tidak bisa membukanya.
Akhirnya pihak pondok menyerah. Mereka berkesimpulan HP hanya bikin repot dan banyak disalah gunakanoleh para santrinya. Maka dibuatlah peraturan baru yang melarang para santri membawa HP. Kecuali hanya diberikan kepada santri dari luar Jawa. Jumlahnya mereka yang mendapat pengecualian itupun hanya sedikit dan HP itu sendiri tetap dipegang ketua asrama.
Kini pondok itu tidak terdengar lagi bunyi kring bersahutan dari HP. Kegiatan belajar kembali normal.
----------------------------------------------------------------------------------

komentar gue kenapa juga pas dikumpulin ke ketua asrama Hp’nya gak di non aktifkan aja atau di silent. Terus kenapa juga musti diperiksa isi sma’nya itukan privacy hehehe….
Btw gue ingat, gue pernah tuh ngangkat topic soal HP dan privacy di catatan malam. ternyata sebagian banyak bilang Hp buat mereka adalah barang yang sangat pribadi banget sama halnya dompet yang kayaknya anti untuk orang lain mengutak-utik isinya sekalipun itu pacar atau sahabat lu sekalian. So buat kamu sendiri seberapa pribadinya Handphone buat kamu?apa hanya orang tertentu yang boleh bebas melihat isinya atau sama sekali gak ada yang boleh???................